Senin, 06 April 2015

Pengertian dan Contoh Paragraf Eksposisi

Paragraf Eksposisi adalah paragraf atau karangan yang mempunyai tujuan untuk memberikan informasi mengenai sesuatu sehingga bisa memperluas pengetahuan pembaca. Paragraf eksposisi bersifat ilmiah/ nonfiksi. Sumber karangan paragraf eksposisi ini bisa diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian atau pengalaman
Macam macam paragraf eksposisi
1.Eksposisi definisi
2. Eksposisi proses
3. Eksposisi klasifikasi
4. Eksposisi ilustrasi (contoh)
5. Eksposisi perbandingan & pertentangan, dan
6. Eksposisi laporan
Ciri ciri paragraf eksposisi
1. berupa tulisan yang memberikan pegertian dan pengetahuan
2. menjawab pertanyaan tentang apa, mengapa, kapan, dan bagaimana;
3. disampaikan secara lugas dengan menggunakan bahasa baku
4. Bersifat netral, dalam artian tidak memihak, dan memaksakan sikap penulis terhadap pembaca
 
Contoh paragraf eksposisi:
 
1. Contoh Paragraf Eksposisi Definisi
 
                Bekam atau hijamah ialah sebuah teknik pengobatan yang dilakukan dengan jalan membuang darah kotor (racun yang berbahaya) dari dalam tubuh lewat permukaan kulit. menurut pemahaman umum, sebenarnya ia berfungsi untuk membuang darah yang telah rusak atau teroksidasi karena tingginya oksidan dalam tubuh.
 
2. Contoh Paragraf Eksposisi Proses 
 
              Hingga saat ini, bantuan untuk para korban letusan gunung merapi belum merata. Hal ini bisa disaksikan di beberapa wilayah sleman. Misalnya, di Desa P. Sampai saat ini, warga Desa P hanya makan singkong. Mereka mengambilnya dari beberapa kebun warga. Jika ada warga yang makan nasi, itu adalah sisa-sisa beras yang mereka kumpulkan di balik reruntuhan bangunan. Keadaan seperti ini menunjukkan bahwa bantuan pemerintah belum merata
 
3. Contoh Paragraf Eksposisi Ilustrasi 
 
               Kepemimpinan pengangkut ayah dalam rumah tangga ibarat nahkoda yang mengemudikan kapal. Ayah menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab terhadap anggota keluarga lainnya. Sama seperti nahkoda yang mengemudikan kapalnya. Bila ia mampu mempimpin keluarganya dengan baik maka akan baik pula keluarga itu, sama halnya dengan kagak yang dikemudikan nahkoda. 
 
4. Contoh Paragraf Eksposisi Klasifikasi 
 
               Ada dua jenis tanaman mini. Pertama Tanaman mini asli. Tanaman ini jika ditanam di tanah tidak dapat besar dan jika di taman di pot ia akan makin kecil, mungil dan cantik. Tanaman ini contohnya adalah anthurium dan chrysantium. Jenis judul tanaman mini yang bukan asli mini. Tanaman ini jika dibiarkan tumbuh di tanah ic akan tumbuh besar dan normal seperti biasa. Jika ditempatkan di pot pertumbuhannya akan jadi lambat. Contoh dari tanaman ini diantaranya adalah palem udang, beringin, dan pohon asam.
 
Demikianlah artikel mengenai pengertian dan contoh Paragraf Eksposisi yang dapat saya sampaikan.
Semoga bermanfaat untuk pembaca sekalian.


APRESIASI KARYA SASTRA
NO
ASPEK
KARYA SASTRA LAMA
KARYA SASTRA MODERN
1.
Bentuk
Puisi Terikat: pantun, syair, hikayat, legenda, mite, dongeng
Puisi bebas dan kontemporer, cerpen, novel, drama
2.
Bahasa
Melayu tradisional, arab, daerah
Indonesia, masuknya kosakata asing (Eropa)
3.
Tema
Kaku, istana sentris, mistis
Kreatif, kemasyarakatan, kemanusiaan, modernisasi
4.
Latar belakang penciptaan
Pengaruh kesusastraan hindu, islam, budaya tradisional, anonim milik masyarakat
Pengaruh kesusatraan barat, budaya industri (modern), hak cipta pengarang (individu)
5.
Perkembangan
Statis, disampaikan secara lisan
Dinamis, media cetak, dan audiovisual

Gurindam:
Gurindam, mampu memberikan arti kehidupan karena dalam isinya terkandung petuah atau nasihat
Perbedaan gurindam dengan puisi adalah:
1.       Bentuk (Tifografi), yakni jumlah larik dalam bait
2.       Pertautan hubungan larik pertama dan kedua
3.       Persamaan bunyi pada akhir tiap larik (rima)

Ciri-ciri Gurindam:
a.    Termasuk puisi lama                                       c.  Ada sampiran dan isi                 e. Berisi nasihat
b.    Terdiri atas dua baris                                       d.  Bersajak a-a
Contoh Gurindam:
Gurindam Dua Belas
Karya Raja Ali Haji

Barangsiapa mengenal Allah
Suruh dan tegahnya tiada menyalah

Barangsiapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari

Barang siapa meninggalkan zakat
Tiada hartanya beroleh berkat

Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripada faedah

Hati itu kerajaan di dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggota pun rubuh

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang yang tergelincir


Hikayat:
Hikayat adalah, karya sastra lama yang berisi cerita, baik sejarah maupun roman fiktif, yang dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekedar untuk meramaikan pesta.
Perbedaan unsur intrinsik yang paling menonjol antara novel dengan hikayat adalah gaya, yakni susunan kalimat, pilihan kata, dan ekspresi bahasa. Novel cenderung ditulis dengan kalimat yang efektif, pilihan kata yang bernas, komunikatif, ekspresi bahasa yang lentur, dan menggunakan bahasa Indonesia masa kini.
Adapun hikayat, susunan kalimatnya panjang-panjang, bertele-tele dalam mengungkapkan sesuatu dan menggunakan bahasa melayu.
Ciri-ciri Hikayat adalah:
a.         Berkembang secara lisan
b.        Bersifat statis (perkembangannya lambat)
c.         Bersifat anonim (tidak diketahui nama pengarangnya)
Contoh Hikayat:
Maka kata Kabayan itu, “Adalah seorang raja di negeri Istambul, terlalu amat besar kerajaan Baginda itu. Maka adalah nama raja itu Kilan Syah dan istrinya Baginda itu bernama Tuan Putri Nur Zainun, anak raja di negeri Kastambar, ada dengan menterinya bernama Mangkubumi. Adapun akan raja itu berputera seorang laki-laki, terlalu amat baik parasnya. Maka dinamai oleh Baginda akan anakanda itu Raja Johan Rasyid. Maka Raja Johan Rasyid itu pada lahirnya terlalu sangat bijaksana. Maka adalah umurnya baharu empat belas tahun. Maka dengan takdir Allah Subhanahu Wata’ala, ayahanda Baginda itu geringlah terlalu amat sangat. Maka segala wazir dengan segala orang besar-besar dan bentara dan penggawa di negeri itu pun, bertunggulah masing-masing kepada tempatnya serta dengan dukacita akan Raja Kilan Syah gering itu.
(Raja Kilan Syah serta putranya, Sanusi Pane)

Perbedaan Karya Sastra Lama dengan Karya Sastra Baru



APRESIASI KARYA SASTRA

NO
ASPEK
KARYA SASTRA LAMA
KARYA SASTRA MODERN
1.
Bentuk
Puisi Terikat: pantun, syair, hikayat, legenda, mite, dongeng
Puisi bebas dan kontemporer, cerpen, novel, drama
2.
Bahasa
Melayu tradisional, arab, daerah
Indonesia, masuknya kosakata asing (Eropa)
3.
Tema
Kaku, istana sentris, mistis
Kreatif, kemasyarakatan, kemanusiaan, modernisasi
4.
Latar belakang penciptaan
Pengaruh kesusastraan hindu, islam, budaya tradisional, anonim milik masyarakat
Pengaruh kesusatraan barat, budaya industri (modern), hak cipta pengarang (individu)
5.
Perkembangan
Statis, disampaikan secara lisan
Dinamis, media cetak, dan audiovisual

Gurindam:
Gurindam, mampu memberikan arti kehidupan karena dalam isinya terkandung petuah atau nasihat
Perbedaan gurindam dengan puisi adalah:
1.       Bentuk (Tifografi), yakni jumlah larik dalam bait
2.       Pertautan hubungan larik pertama dan kedua
3.       Persamaan bunyi pada akhir tiap larik (rima)

Ciri-ciri Gurindam:
a.    Termasuk puisi lama                                       c.  Ada sampiran dan isi                 e. Berisi nasihat
b.    Terdiri atas dua baris                                       d.  Bersajak a-a
Contoh Gurindam:
Gurindam Dua Belas
Karya Raja Ali Haji

Barangsiapa mengenal Allah
Suruh dan tegahnya tiada menyalah

Barangsiapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari

Barang siapa meninggalkan zakat
Tiada hartanya beroleh berkat

Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripada faedah

Hati itu kerajaan di dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggota pun rubuh

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang yang tergelincir


Hikayat:
Hikayat adalah, karya sastra lama yang berisi cerita, baik sejarah maupun roman fiktif, yang dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekedar untuk meramaikan pesta.
Perbedaan unsur intrinsik yang paling menonjol antara novel dengan hikayat adalah gaya, yakni susunan kalimat, pilihan kata, dan ekspresi bahasa. Novel cenderung ditulis dengan kalimat yang efektif, pilihan kata yang bernas, komunikatif, ekspresi bahasa yang lentur, dan menggunakan bahasa Indonesia masa kini.
Adapun hikayat, susunan kalimatnya panjang-panjang, bertele-tele dalam mengungkapkan sesuatu dan menggunakan bahasa melayu.
Ciri-ciri Hikayat adalah:
a.         Berkembang secara lisan
b.        Bersifat statis (perkembangannya lambat)
c.         Bersifat anonim (tidak diketahui nama pengarangnya)
Contoh Hikayat:
Maka kata Kabayan itu, “Adalah seorang raja di negeri Istambul, terlalu amat besar kerajaan Baginda itu. Maka adalah nama raja itu Kilan Syah dan istrinya Baginda itu bernama Tuan Putri Nur Zainun, anak raja di negeri Kastambar, ada dengan menterinya bernama Mangkubumi. Adapun akan raja itu berputera seorang laki-laki, terlalu amat baik parasnya. Maka dinamai oleh Baginda akan anakanda itu Raja Johan Rasyid. Maka Raja Johan Rasyid itu pada lahirnya terlalu sangat bijaksana. Maka adalah umurnya baharu empat belas tahun. Maka dengan takdir Allah Subhanahu Wata’ala, ayahanda Baginda itu geringlah terlalu amat sangat. Maka segala wazir dengan segala orang besar-besar dan bentara dan penggawa di negeri itu pun, bertunggulah masing-masing kepada tempatnya serta dengan dukacita akan Raja Kilan Syah gering itu.
(Raja Kilan Syah serta putranya, Sanusi Pane)

Bahagia Ketika Senyum itu Ada

Cahaya Pagi
Menyeruak masuk ke dalam kalbu
Seakan ada semangat baru yang datang menghampiri

Belaian lembut dari tangan mungilnya
Menyentuh pelupuk mata ini
Seakan memaksa tuk membuka mata

Ketika belaian itu datang
Sejenak kelopak mata ini pun terbuka
Ku lihat seorang gadis manis
Mungil, cantik, tatapannnya pun teduh
Dia tersenyum
Tawanan sakit yang kemarin seakan hilang
Hilang, sirna entah pergi terbang ke angkasa

Senyum itu kembali merekah
Merekah dari bibir mungilnya
Putri Cantikku kini telah kembali
Kembali menyemarakkan dunia ini
Bahagia ketika senyum itu ada


Putri Kecil yang Tertawan Rasa Sakit

Rasanya hati ini bergejolak
Kesedihan pun menghang
Ketika sang putri keci tertawan rasa sakit semata
Rasa ngilu di sekujur tubuhnya
Flu menghadang kokohnya tembokmu

Sesekali ia tetap tersenyum
Sesekali ia tetap berlari kecil
Sesekali pula ia tetap tertawa girang

Ketika kulihat hal itu, hati ini pun tersenyum
Ketika kulihat ia kembali tertawan
Rasanya hati ini ingin berontak
Ingin rasanya berteriak pada alam
Supaya aku saja yang menggantikan tawanan itu

Putri kecil tertawan
Tertawan oleh rasa
Rasa yang memang akan selalu ada
Semua manusia pasti pernah tertawan

Adakah usah tuk melepaskan tawanan itu ?
Andaikan bisa,,,
Biarkan aku yang tertawan
Jangan dia ya Tuhan,,,,
Putri kecil nan cantik
Ingin selalu kulihat senyum di wajahnya
Wajah mempesona penuh makna
Wajah memancarkan keluguan