Senin, 06 April 2015



APRESIASI KARYA SASTRA
NO
ASPEK
KARYA SASTRA LAMA
KARYA SASTRA MODERN
1.
Bentuk
Puisi Terikat: pantun, syair, hikayat, legenda, mite, dongeng
Puisi bebas dan kontemporer, cerpen, novel, drama
2.
Bahasa
Melayu tradisional, arab, daerah
Indonesia, masuknya kosakata asing (Eropa)
3.
Tema
Kaku, istana sentris, mistis
Kreatif, kemasyarakatan, kemanusiaan, modernisasi
4.
Latar belakang penciptaan
Pengaruh kesusastraan hindu, islam, budaya tradisional, anonim milik masyarakat
Pengaruh kesusatraan barat, budaya industri (modern), hak cipta pengarang (individu)
5.
Perkembangan
Statis, disampaikan secara lisan
Dinamis, media cetak, dan audiovisual

Gurindam:
Gurindam, mampu memberikan arti kehidupan karena dalam isinya terkandung petuah atau nasihat
Perbedaan gurindam dengan puisi adalah:
1.       Bentuk (Tifografi), yakni jumlah larik dalam bait
2.       Pertautan hubungan larik pertama dan kedua
3.       Persamaan bunyi pada akhir tiap larik (rima)

Ciri-ciri Gurindam:
a.    Termasuk puisi lama                                       c.  Ada sampiran dan isi                 e. Berisi nasihat
b.    Terdiri atas dua baris                                       d.  Bersajak a-a
Contoh Gurindam:
Gurindam Dua Belas
Karya Raja Ali Haji

Barangsiapa mengenal Allah
Suruh dan tegahnya tiada menyalah

Barangsiapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari

Barang siapa meninggalkan zakat
Tiada hartanya beroleh berkat

Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat daripada faedah

Hati itu kerajaan di dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggota pun rubuh

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang yang tergelincir


Hikayat:
Hikayat adalah, karya sastra lama yang berisi cerita, baik sejarah maupun roman fiktif, yang dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekedar untuk meramaikan pesta.
Perbedaan unsur intrinsik yang paling menonjol antara novel dengan hikayat adalah gaya, yakni susunan kalimat, pilihan kata, dan ekspresi bahasa. Novel cenderung ditulis dengan kalimat yang efektif, pilihan kata yang bernas, komunikatif, ekspresi bahasa yang lentur, dan menggunakan bahasa Indonesia masa kini.
Adapun hikayat, susunan kalimatnya panjang-panjang, bertele-tele dalam mengungkapkan sesuatu dan menggunakan bahasa melayu.
Ciri-ciri Hikayat adalah:
a.         Berkembang secara lisan
b.        Bersifat statis (perkembangannya lambat)
c.         Bersifat anonim (tidak diketahui nama pengarangnya)
Contoh Hikayat:
Maka kata Kabayan itu, “Adalah seorang raja di negeri Istambul, terlalu amat besar kerajaan Baginda itu. Maka adalah nama raja itu Kilan Syah dan istrinya Baginda itu bernama Tuan Putri Nur Zainun, anak raja di negeri Kastambar, ada dengan menterinya bernama Mangkubumi. Adapun akan raja itu berputera seorang laki-laki, terlalu amat baik parasnya. Maka dinamai oleh Baginda akan anakanda itu Raja Johan Rasyid. Maka Raja Johan Rasyid itu pada lahirnya terlalu sangat bijaksana. Maka adalah umurnya baharu empat belas tahun. Maka dengan takdir Allah Subhanahu Wata’ala, ayahanda Baginda itu geringlah terlalu amat sangat. Maka segala wazir dengan segala orang besar-besar dan bentara dan penggawa di negeri itu pun, bertunggulah masing-masing kepada tempatnya serta dengan dukacita akan Raja Kilan Syah gering itu.
(Raja Kilan Syah serta putranya, Sanusi Pane)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar